Dilansir dari Wikipedia. Randang (bahasa Minangkabau randang) adalah hidangan resep rendang rumah Makan padang asli yang terbuat dari daging dengan cara memasaknya dalam suhu rendah dalam waktu yang lama dengan berbagai rempah-rempah dan santan. Membutuhkan waktu berjam-jam, biasanya empat jam, hingga potongan daging berwarna hitam pekat dan dedak yang tinggal. Rendang dapat bertahan berminggu-minggu dalam suhu ruangan. Kalio, berwarna cokelat terang keemasan, adalah rendang dengan cara memasak dalam waktu yang lebih singkat dan santannya belum mengering.
Resep Rendang Rumah Makan Padang Asli dari MinangKabau
Semua rumah makan Padang memiliki rendang. Di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Thailand, masakan ini sangat banyak peminatnya. Masakan Rendang sering ada dalam berbagai upacara adat dan peristiwa penting di daerah asalnya Minangkabau. Namun, cara memasak rendang dan bumbu yang kita gunakan berbeda-beda menurut daerahnya masing-masing. Beberapa orang Malaysia percaya bahwa rendang adalah makanan nasional mereka. Video yang tersebar di media sosial menunjukkan pengakuan ini.
Semua orang menjawab tahu, beberapa bahkan menyebutnya makanan favorit mereka. Namun, saat wawancara dari mana rendang berasal, mereka menjawab bahwa itu dari Malaysia, bukan Indonesia. Sejarah Rendang: Kuliner ini berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat, atau penyebutannya randang oleh orang Minang.
Untuk Memahami Asal Usul Rendang
Sejarah menunjukkan bahwa kata Rendang berasal dari kata Minangkabau, “Randang”, yang merujuk pada teknik memasaknya, dan “Marandang”, yang artinya mengaduk makanan sampai berjam-jam hingga menyisakan daging dalam baluran bumbu hitam atau biasanya “Dadak”. Rendang adalah salah satu makanan khas Sumatra Barat yang berbahan dasar daging.
Dari catatan abad ke-16 hingga abad ke-19, Rendang muncul sekitar abad ke-16, ketika perantau Minang senang berlayar ke Selat Malaka dan Singapura. Perjalanan ini biasanya memakan waktu yang lama dan sulit untuk menemukan tempat singgah kapal. Akhirnya, perantau Minang memutuskan untuk membuat hidangan yang bisa tahan lama, yang merupakan asal dari Rendang.
Selain itu, ada catatan lain yang menyatakan bahwa Rendang sudah ada sejak zaman Raja Adityawarman (1347–1375 M) atau Kerajaan Pagaruyung. Saat itu, daging yang mereka gunakan untuk membuat Rendang adalah kerbau daripada sapi. Sumbernya menduga bahwa Rendang adalah hasil perubahan dari Kari India yang lebih kering. Dugaan ini muncul ketika pedagang Gujarat membawa Kari ke Indonesia pada abad ke-14.
Karena proses pemasaknya, rendang dapat bertahan berminggu-minggu dalam suhu ruangan. Namun, ada juga Rendang yang cara memasaknya dalam waktu singkat dan santannya tidak sampai kering yaitu Kalio, dan kuahnya berwarna cokelat keemasan. Rendang tidak tahan lama, biasanya hanya dua hingga tiga hari. Namun, rasanya sama lezatnya dengan Rendang.
Rendang awal muasalnya berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Rendang telah ada sejak lama bagi orang Minang dan penting dalam berbagai acara adat. Masakan rendang ini telah ada sejak orang Minang memulai acara adat pertama mereka.
Kemudian, seni memasak ini berkembang ke wilayah Melayu lainnya. Ini termasuk Mandailing, Riau, Jambi, dan bahkan ke Negeri Sembilan, di mana banyak perantau Minangkabau tinggal. Karena itu, rendang sangat populer di Sumatera dan Semenanjung Malaya.
Menurut Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti Asnan
Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti Asnan menduga bahwa rendang telah menjadi masakan yang populer sejak orang Minang mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16. Rendang mungkin menjadi pilihan yang tepat untuk bekal karena perjalanan melalui sungai memakan waktu lama. Rendang kering sangat awet dan dapat disimpan hingga berbulan-bulan, jadi cocok untuk bekal saat merantau atau dalam perjalanan.
Dalam literatur Melayu klasik, seperti Hikayat Amir Hamzah, rendang juga disebutkan. Ini menunjukkan bahwa rendang sudah ada dalam masakan Melayu sejak tahun 1550-an, atau pertengahan abad ke-16.
Konsep Rendang dalam Budaya
Menurut tradisi Minangkabau, Rendang biasanya penyajiannya selama perayaan adat seperti kenduri, menyambut tamu kehormatan, dan berbagai acara Minang. Namun, seiring berjalannya waktu, Rendang juga sering disajikan selama perayaan agama seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Bahkan saat ini, banyak rumah makan Padang menjualnya dengan ciri khasnya sendiri.
Resep Rendang Rumah Makan Padang
Bahan-bahan
- 500 gr daging sapi
- 2 batang serai
- 2 lembar daun salam
- 1/2 lembar daun kunyit (sobek2)
Bumbu halus:
- 75 gr bawang merah
- 3 siung bawang putih
- 5 buah cabe merah
- 2 butir kemiri sangrai
- 1,5 sdm ketumbar
- 1/2 sdt merica
- 1/2 butir pala
- 1/2 sdt jinten
- 2 sachet santan instan
- ± 150-300 ml air
- sesuai selera Garam
- 1-2 sdm gula merah (optional)
Cara Membuat
- Setelah bumbu halus ditumis sampai harum, masukkan daun salam, serai, dan daun kunyit.
- Setelah menambahkan daging, aduk sampai warnanya berubah dan berair. Masak sampai air daging berkurang.
- Masukkan garam dan gula aren ke dalam santan instan bersama dengan air. Masak dengan api kecil sampai santan menyusut dan daging empuk diaduk sesekali. Hentikan api dan siapkan.
Rekomendasi Masakan Tradisional Khas Nusantara :
- Masakan Khas Aceh Keumamah
- Ikan Arsik Makanan Khas Toba
- Papeda Masakan Khas Papua
- Mpek-Mpek Masakan Khas Palembang
- Rujak Cingur Makanan Khas Jawa Timur